Sabtu, 15 Desember 2012

Dampak Si Bola Daging yang Menggugah Selera


Tugas 6

Bab 1
Pendahuluan

Latar Belakang
Bola daging atau yang biasa kita kenal adalah bakso merupakan makan favorit hampir setiap orang. Bakso merupakan salah satu produk olahan daging. Pengolahan daging menjadi bakso bertujuan untuk memperpanjang daya simpan, meningkatkan nilai estetika, dan meningkatkan nilai ekonomis.
karena harganya yang terjangkau dan banyak yang menyukainya seiring dengan perkembangan jaman banyak pedagang-pedagang yang nakal dan menghalalkan segara acara  untuk mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan kesehatan konsumen dari kecurangan tersebut. Misalnya menambahkan pengawet formalin dan boraks. Sebernarnya banyak kalangan dan lembaga-lembaga tertentu yang menginformasikan bahaya formalin dan boraks pada pangan (salah satunya bakso), bahkan ada tv swasta yang secara khusus meliput kecurangan tersebut. Penyiaran kegiatan di televesi tersebut mempunyai dampak positif dan negatif. Positif karena kita menjadi tahu bakso yang layak di konsumsi dan tidak layak umtuk dionsumsi dan negatif  bagi sebagian pedagang yang berniat curang  karena menambah pengetahuan bagi mereka untuk mengeluarkan modal yang sedikit untuk meraih keuntungan.

Rumusan Masalah

Apa pengertian dan sejarah bakso ?
Bagaimana  perkembangan bakso ?
Mengapa bakso berbahaya dan apa solusinya ?

Tujuan
Mengetahui sejarah bakso, perkembangan bakso dan solusi dari bakso yang berbahaya.

Manfaat

Untuk menambah wawasan  tentang si bola daging.

Bab  II
Pembahasan

Bola daging atau bakso adalah produk daging yang banyak dikonsumsi dan sangat populer di kalangan masyarakat (Tiven et al., 2007). Menurut Standar Nasional Indonesia (1995), bakso daging adalah produk makanan yang berbentuk bulat atau lainnya yang diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan pati (serealia) dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain, serta bahan makanan yang diijinkan. Kualitas bakso sangat ditentukan oleh kualitas bahan mentahnya terutama jenis dan mutu daging, macam tepung yang digunakan serta perbandingannya di dalam adonan (Astawan, 1989).


Sejarah Awal Adanya Bakso

Pada akhir Dinasti Ming (awal abad ke-17) di Fuzhou, ada seorang pria bernama Meng Bo, tinggal di sebuah desa kecil. Dia berkepribadian baik dan berbakti kepada orang tuanya. Bakti Meng Bo pada ibunya sangat diketahui oleh para tetangga. Suatu hari, ibunya yang sudah mulai tua sudah tidak dapat makan daging lagi, karena giginya sudah mulai tidak bisa makan sesuatu yang agak keras. Ini sedikit mengecewakan karena dia suka sekali makan daging.

Meng Bo ingin membantu ibunya agar bisa mengonsumsi daging lezat lagi. Sepanjang malam duduk, memikirkan bagaimana mengolah daging yang bisa dimakan oleh ibunya. Hingga suatu hari, ia melihat tetangganya menumbuk beras ketan untuk dijadikan kue mochi. Melihat hal itu, timbul idenya. Meng Bo langsung pergi ke dapur dan mengolah daging dengan cara yang digunakan tetangganya dalam membuat kue mochi. Setelah daging empuk, Meng Bo membentuknya menjadi bulatan-bulatan kecil sehingga ibunya dapat memakannya dengan mudah. Kemudian ia merebus adonan itu, tercium aroma daging yang lezat.

Meng Bo menyajikan bakso itu kepada ibunya. Sang ibu merasa gembira karena tidak hanya baksonya yang lezat, tapi juga mudah untuk dimakan. Meng Bo sangat senang melihat ibunya dapat makan daging lagi.

Perkembangan Bakso

Kisah berbaktinya Meng Bo pada ibunya beserta resep baksonya, cepat menyebar ke seluruh kota Fuzhou. Penduduk berdatangan untuk belajar membuat bakso lezat pada Meng Bo. Di dunia bahkan di Indonesia bakso menjadi salah mata pencaharian penduduk . Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran besar. Berbagai jenis bakso sekarang banyak ditawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual di pasar swalayan dan mal-mal. Irisan bakso dapat juga dijadikan pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng, atau cap cai  .

Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia hal ini ditunjukkan dari istilah 'bakso' berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging babi giling'. Karena kebanyakan penduduk Indonesia adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring berkembangnya waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan 'daging giling' saja. Kini, kebanyakan penjual bakso adalah orang Jawa dari Wonogiri dan Malang. Tempat yang terkenal sebagai pusat Bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Malang.

Sesuai dengan perkembangan zaman dan tekhnologi banyak ide-ide kreatif dari pecinta bakso atau pedagang bakso yang menciptakan berbagai bentuk bakso yang tadinya bakso hanya direbus saja kini menjadi berbagai jenis, jenis-jenis bakso sebagai berikut :


a.Bakso Sapi bentuknya yang berantakan bulatannya tidak merata











b. Bakso Ayam bentuknya yang lebih berantakan dari bakso sapi


c.Bakso Ikan warna yang putih dan kenyal


d.Bakso  Tahu di dalam bakso ada tahunya


e. Bakso Goreng adalah bakso yang digoreng renyah dan enak 


f.Bakso Bakar adalah bakso yang dibakar seperti  sate


g. Bakso Kotak bentuk bakso ini kotak


h. Bakso Gepeng bentuknya yang gepeng 



i.Bakso Sarang Burung salah satu bakso dari Malang 


j. Bakso Keju adalah bakso yang isinya keju


k. Bakso Tomat adalah tomat yang di dalamnya ada bakso 


l. Bakso gede atau bakso bola atau bakso raksasa ini karena bentuknya yang besar 


m. Basokso Urat/Malang


n. Bakso Telor 



Banyak sekali bentuk dan jenis baksokan, salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi. Bagi penjual bakso yang bakso yang enak, sehat, unik,  harganya terjangkau, halal dan disukai banyak orang  mempunyai pengaruh ekonomi bagi kehidupan sehari-hari penjual tersebut misalnya semua kebutuhan dapat terpenuhi, kesejahteraan hidupnya meningkat, dan dapat membeli barang-barang mewah. 

Bahaya Bakso dan Solusinya 

Tapi bagaimana dengan penjual bakso yang hanya mengutamakan keuntungan untuk kepentingan pribadinya tanpa memikirkan dampaknya. Salah satu kecurangan dari penjual bakso adalah menambahkan  boraks dan formalin. Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.

Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian. Penjual bakso atau produsen mengunakan boraks dan formalin sebagai pengawet makanan karena  kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harganya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. 

Baru-baru ini beredar bakso yang terbuat dari daging babi hal ini terjadi karena pasokan daging  sapi yang berkurang. Di kios penggilingan daging di pasar Cipete, Jakarta Selatan digerebek polisi karena menjual bakso daging babi. Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso) bakal ikut menelusuri kasus ini.

Ketua Apmiso Trisetyo Budiman mengungkapkan, ini adalah kasus bakso babi yang pertama kali terjadi. 

"Ini kasus yang pertama daging babi ini. Karena ini harus dicek data yang valid, kita akan tindak tegas," ungkap Trisetyo kepada detikFinance, Rabu (12/12/12).

Sebenernya sah-sah saja masyarakat mengonkonsumsi daging babi, tapi karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan bagi umat muslim mengkonsumsi daging babi  hukumnya adalah haram dan juga ada beberapa kitab yang melarangnya seperti injil . Kedua kitab ini Injil dan Al-Quran mengharamkan  penganutnya makan babi. Orang Islam mengetahui  pengharaman ini dan mereka sangat mematuhi larangan tersebut. Walau bagaimanapun, kebanyakan orang Kristian mengakui bahawa mereka tidak mengetahui di mana hukum pengharaman ini ada dinyatakan di dalam Injil.   
   
Di dalam buku Imamat, Bab 11, versi 7, dicatatkan  
bahawa Tuhan mengakui babi adalah tidak suci untuk penganut Kristian. Kemudian dalam versi 8, Tuhan  berfirman: "Daging binatang-binatang itu janganlah  kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh, haram semuanya itu bagimu". Perintah ini diulang dalam Ulangan, 14:7-8. Kemudian dalam Jesaya (Isaiah), 65:2-4 dan 66:17, Tuhan memberi amaran keras kepada orang yang makan babi.  

Sesetengah orang Kristian menyedari akan pengharaman ini daripada Tuhan, tetapi mereka mengatakan bahawa mereka boleh makan babi kerana St Paul mengatakan semua makanan adalah suci dalam suratnya kepada Roma 14:20. St Paul berkata demikian kerana dia percaya (seperti dalam surat yang ditulisnya kepada Efesus 2:14) iaitu Nabi Isa telah memansukhkan hukum ini beserta dengan semua perintah dan peraturannya. 

Nampaknya, St. Paul telah terkeliru dengan apa yang  didengarnya daripada Nabi Isa. Dalam Injil yang  
ditulis oleh Matius 5:17-20, Nabi Isa dilaporkan telah berkata yang sebaliknya, iaitu seperti berikut: "Jangan kamu menyangka bahawa aku datang untuk memansukhkan (meniadakan) hukum-hukum Taurat atau kitab para Nabi…….". 

Kemudian Nabi Isa berkata lagi dalam petikan  
(dalam versi 19) untuk melarang sesiapa yang hendak melanggar perintah Tuhan sekalipun kecil dan mengajarkannya kepada orang lain. Dia juga memuji  pengikutnya yang tulen yang akan mengamalkan dan  
mengajarkan kepada orang lain sekalipun suruhan yang kecil. Satu daripada suruhan Tuhan, sebagaimana yang kita lihat dalam ayat-ayat di atas, ialah menjauhi babi.  
   
Inilah sebabnya pengikut Nabi Isa yang tulen yang  mematuhi ajarannya, tidak membenarkan makanan haram seperti babi ini memasuki mulut mereka. Oleh itu, Petrus, ketua pengikut Nabi Isa, berani menegaskan: "Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram atau tidak suci". (Kisah Para Rasul, Bab 10, versi 14).  
   
Lima bab selepas itu dalam Kisah Para Rasul, 15:29, kami dapati bahawa pengikut asal Nabi Isa masih dapat membezakan antara makanan yang suci dengan makanan yang haram, dan pada masa ini Paul masih bersetuju dengan mereka. Enam bab selepas itu pula, dalam Bab 21, versi 25, dinyatakan bahawa mereka telah membuat keputusan untuk mengadakan peraturan makanan kepada penganut Kristian tanpa ada rasa penyesalan, dan pada masa ini Paul dicabar untuk membuktikan bahawa ia  bersetuju dengan mereka, dan ia mempamerkan persetujuan  sepenuhnya dengan mereka.  
   
Sebenarnya, Nabi Isa (a.s.) berpegang teguh dengan  pengharaman makan babi. Pengikut setianya juga  berpegang teguh dengan pengharaman tersebut, dan  sepatutnya begitu juga dengan semua pengikutnya yang lain. Sesiapa yang melanggar perintah Tuhan ini harus diberitahu dan diperingatkan. Ini merupakan satu daripada sebab mengapa Tuhan mengutuskan pesuruhNya yang terakhir. Tuhan berfirman: 
"Wahai Ahli Kitab! Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami (Muhammad s.a.w) dengan menerangkan kepada kamu banyak dari (keterangan-keterangan dan hukum-hukum) yang telah kamu sembunyikan dari Kitab Suci dan ia memaafkan kamu (dengan tidak mendedahkan) banyak perkara (yang kamu sembunyikan). 

Sesungguhnya telah datang kepada kamu cahaya kebenaran (Nabi Muhammad s.a.w) dari Allah, dan sebuah Kitab (Al-Quran) yang jelas nyata keterangannya".  (Terjemahan Al-Quran, Surah Al-Maaidah:15).

Jika dilihat dari segi kesehatan secara fisik babi banyak menyimpan bibit penyakit. Babi dianggap hewan yang sama sekali tidak layak untuk dikonsumsi. Di antara parasit-parasit itu adalah sebagai berikut: 

Cacing Taenia Sollum Parasit ini berupa larva yang berbentuk gelembung pada daging babi atau berbentuk butiran-butiran telur pada usus babi yang apabila dionsomsi dapat menyebabkan  seseorang kekurangan darah dan gangguan pencernaan, karena cacing ini bisa mengeluarkan racun.

Cacing Trichinia Spiralis
Cacing ini ada pada babi dalam bentuk gelembung-gelembung lembut. Jika seseorang mengkonsumsi daging babi ini dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menyebabkan gerakan lambat, ditambah lagi sulit melakukan aktivitas.

Cacing Schistosoma Japonicus
Ini adalah cacing yang lebih berbahaya karena cacing ini dapat menyelinap ke dalam darah, paru-paru, dan hati. Cacing ini berkembang dengan sangat cepat, dalam sehari bisa mencapai lebih dari 20.000 telur, serta dapat membakar kulit, lambung dan hati. Terkadang juga menyerang bagian otak dan saraf tulang belakang yang berakibat pada kelumpuhan dan kematian.

Kecurangan produsen atau penjual bakso terjadi karena faktor ekonomi para penjual bakso hanya berpikir terlalu kreatif untuk bertahan hidup dan memenuhui segala kebutuhan untuk mencapai sebuah kesejahteraan dengan modal yang minim dan keuntungan  yang besar tanpa memikirkan dampaknya bagi konsumen.

Solusi 

Kecurangan tidak akan terjadi jika para produsen atau penjual bakso lebih diarahkan oleh pemerintah tentang bahayanya pengunaan  formalin, boraks dan daging babi bagi kesehatan yankni makanan yang halal dan  baik. Dan menghibau masyarakat untuk lebih peka terhadap apa yang akan dikonsumsinya jangan hanya mengutamakan rasa yang enak dan harga yang murah karena rasa yang enak dan harga yang murah tidak menjamin makan  itu halal dan sehat. 

Manusia hanya bisa berusaha Allah lah yang menentukan hasilnya. Usaha atau pekerjaan yang halal dan baik hasil usahanya sendiri itu lebih baik karena akan mendapatkan keberkahan dari Allah serta keutungan yang nilainya lebih banyak mamfaatnya, Rosulullah SAW Bersabda: "Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan." (HR. Abu Dawud)

Apabila dalam berusaha mengalami kerugian bukankah itu hal yang wajar dan apabila kita bersabar kelak kita akan mendapatkan keuntungan. 


BAB III 
PENUTUP

Kesimpulan 

Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia hal ini ditunjukkan dari istilah 'bakso' berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging babi giling'. Karena kebanyakan penduduk Indonesia adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring berkembangnya waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan 'daging giling' saja.

Sejarah awal mula bakso adalah Meng Bo yang ingin melihat ibunya makan daging .Sepanjang malam duduk, memikirkan bagaimana mengolah daging yang bisa dimakan oleh ibunya. Hingga suatu hari, ia melihat tetangganya menumbuk beras ketan untuk dijadikan kue mochi. Melihat hal itu, timbul idenya. Meng Bo langsung pergi ke dapur dan mengolah daging dengan cara yang digunakan tetangganya dalam membuat kue mochi. Setelah daging empuk, Meng Bo membentuknya menjadi bulatan-bulatan kecil sehingga ibunya dapat memakannya dengan mudah. Kemudian ia merebus adonan itu, tercium aroma daging yang lezat. 

Banyak sekali jenis-jenis bakso diantaranya ada bakso urat, telor,keju, gepeng dan lain-lain.

Solusi dari bahaya bakso yamg berbahaya adalah para produsen atau penjual bakso lebih diarahkan oleh pemerintah tentang bahayanya pengunaan  formalin, boraks dan daging babi bagi kesehatan yankni makanan yang halal dan  baik. Dan menghibau masyarakat untuk lebih peka terhadap apa yang akan dikonsumsinya jangan hanya mengutamakan rasa yang enak dan harga yang murah karena rasa yang enak dan harga yang murah tidak menjamin makan  itu halal dan sehat. 

Saran 

Bagi para produsen atau penjual bakso mencari nafkah secara benar, halal, dan baik itu akan mendapat berkah dan keuntungan daripada menghalalkan segala cara yang berdampak negatif  untuk diri anda sendiri juga orang lain.

Bagi konsumen bila membeli makanan jangan hanya dari rasa yang enak dan murah tapi perhatikan juga kebersihan dan kesehatan makanan tersebut.

Untuk media baik itu media cetak dan eletronik jika memang sudah mengetahui pelaku penjual bakso atau produsen yang melakukan kecurangan sebaiknya dilaporkan ke polisi untuk diproses lebih lanjut. Karena jika tidak diproses akan semangkin menjamur kecurangan tersebut. 


Referensi :

http://wahw33d.blogspot.com/2012/04/inilah-sejarah-adanya-bakso.html
http://thecopyandpastecrucial.blogspot.com/2012/08/sejarah-bakso.html
http://thecopyandpastecrucial.blogspot.com/2012/08/bahaya-bahan-pengawet-dan-pewarna-buatan.html
http://menujuhijau.blogspot.com/2011/02/jenis-jenis-bakso-yang-ada-di-indonesia.html











"Makanan yang Halal dan Baik untuk Tubuh yang Sehat, Apapun Makananya awali dengan Basmalah dan Akhiri dengan Hamdallah"


(:..Terimakasih telah membaca Blog Saya Kapan-Kapan Baca lagi yyaaa..:)

1 komentar:

  1. hei kawan, karena kita ini mahasiswa gundar,Yuk kita ikut lomba 10 kategori lomba khusus bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Edisi
    Desember2012 ini diperuntukan bagi mahasiswa S1 dan D3. Tersedia 100 pemenang, atau 10 pemenang
    untuk setiap kategori. link
    http://studentsite.gunadarma.ac.id/news/news.php?stateid=shownews&idn=755

    oh iya, kalian nggak mau ketinggalan kan untuk update terhadap berita studentsite dan baak , maka dari itu, yuk pasang RSS di Studentsite kalian.. untuk info lebih lanjut bagaimana cara memasang RSS , silahkan kunjungi link ini
    http://hanum.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5

    makasi :)

    BalasHapus